Tafsir Ringkas

 


 

Surah al-Baqarah

Ayat 3-5

 

Oleh : Abu Fatwa alBani

(Syamsudin Mukti)

 

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِما أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَما أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5)

Ø  Terejemah :

 

3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung

 

 

Ø  Tafsir perlafaz

 

يُؤْمِنُونَ ; mereka beriman. iman adalah pembenaran secara pasti yang dibarengi dengan ketaatan dan penyerahan jiwa. sebagai tanda iman, ialah melaksanakan ketentuan dari iman tersebut. iman ini mempunyai tingkatan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat keyakinan iman itu sendiri.

 

الْغَيْبِ ;  ghaib. secara bahasa artinya sesuatu yang tertutup dari pandangan. adapun secara istilah yaitu apa-apa yang tidak bisa terbuktikan oleh panca indera dan tidak terpikirkan oleh akal dan hanyalah dapat diketahui melalui khabar dari para nabi alaihissalam.[1]

 

يُقِيمُونَ ; mereka mendirikan. kalimat ini lahir daripada kata fiil tsulasti mujarrad” Qaama – Yaquumu – Qauman wa Qiyaaman” yang artinya berdiri, berhenti dan tetap, menetapkan, memelihara.[2]

 

رَزَقْنَاهُمْ ; Kami anugerahkan (rezekikan) kepada mereka. pada dasarnya ini sifatnya umum, tidak dibatasi besar jumlah dan jenisnya. akan tetapi Allah taála membatasi kadar rizki yang mesti diinfakkan itu adalah selebih daripada kebutuhan atau keperluan (sebagian harta). sebagaimana firman-Nya ;

 

وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ

Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan."

 

أُنْزِلَ إِلَيْكَ ; yang telah diturunkan kepadamu. maksudnya yaitu al-Quran al-Karim.

 

أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ; yang telah diturunkan sebelummu. maksudnya yaitu kitab-kitab sebelum al-Quran yang dibawa oleh para rasul sebelum nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

 

Ø Penjelasan

 

Setelah penegasan bahwa al-Quran itu tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya dan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, lalu Allah Taála menyebutkan alamat-alamat pokok orang-orang yang bertakwa yaitu iman kepada hal ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki, iman kepada al-Quran dan kitab-kitab sebelumnya dan meyakini akan datangnya hari akhir. mereka itulah yang senantiasa berada dalam petunjuk ilahi dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah Taála maka dia telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

 

            Alamat-alamat tersebut merupakan bentuk khabariyah (berita) dari Allah Taála akan tetapi hakikatnya perintah, yang dalam ilmu maáni dikenal dengan istilah Khabariyyah Insyaiyyah. artinya manusia itu harus beriman, mendirikan shalat, infak, mengimani al-Quran dan kitab-kitab sebelumnya dan yakin akan datangnya hari akhir tiada lain supaya bisa menduduki derajat takwa. karena hanyalah orang-orang yang bertakwalah yang akan mengisi surga-surga-Nya Allah Taála. dan inilah bukti kasih sayangnya Allah Taála kepada seluruh hambanya.

 

            Akan tetapi diantara manusia ada saja yang enggan/ menolak masuk surga walaupun secara lisan sering mengucapkan ingin masuk surga akan tetapi secara amal justru jauh dari apa yang dicita-citakannya. dan inilah bukti bahwa Allah itu tidak hanya menilai dari ucapan hambanya saja melainkan meliputi amalnya hamba tersebut dengan menaáti perintah Rasulullah shallallahu alaihi wasllam. sebagaimana sabdanya ;

 

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

"Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi menjawab: "Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan." Hr. Bukhari : 6737.

 

Selanjutnya mengimani yang ghaib itu adalah membenarkan secara kuat terhadap semua yang ghaib yang tidak terjangkau oleh panca indera dan akal seperti Rabb tabaraka wa taála baik dzat, dan sifat-sifat-Nya, para malaikat, hari dibangkitkan, surga dan semua kenikmatan-kenikmatannya, neraka dan azabnya.

 

Mendirikan shalat yaitu mendawamkan pelaksanaan shalat fardhu yang lima waktu pada waktu-waktunya serta memperhatikan syarat-syarat, rukun-rukun, dan sunah-sunahnya, memperhatikan shalat-shalat sunat rawatib dan sunat lainnya.[3]

Menginfakkan apa-apa yang telah direzekikan oleh Allah taála yaitu sebagian dari harta, tenaga dan fikiran yang kita miliki kepada yang memerlukannya di jalan Allah taála. telah sampai hadis kepada umat islam mengenai keutamaan daripada sedekah bahwa rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

 

مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلَمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ أَوْ كَلِمَةً.

"Tidaklah harta seorang berkurang karena sedekah, tidaklah seseorang diperlakukan secara lalim lalu ia bersabar melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan untuknya dan tidaklah seorang hamba membuka pintu minta-minta melainkan Allah akan membukakan pintu kemiskinan untuknya. Hr. Tirmidzi : 2247.

 

Mengimani al-Quran yaitu mengamalkan isi dari al-Quran tersebut. al-Quran itu ibarat air hujan yang turun dari langit ke tanah yang dengannya dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dari tanah yang asalnya tandus. begitupula orang yang mengamalkan isi al-Quran dapat melunakkan hati-hati orang yang tadinya keras. adalah dulu sebelum datang islam masyarakat jahiliyyah sifat-sifat mereka keras bagaikan batu sehingga mudah tersinggung, mudah marah, banyak petengkaran karena perselisihan, saling bermusuhan. akan tetapi setelah datang islam yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam hati-hati mereka dilunakkan oleh Allah subhanahu wa taála dan jadilah mereka bersaudara, saling belaskasih diantara mereka. hal inilah yang digambarkan oleh Allah dalam surah Ali Imran : 103.

 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

 

Mengimani kitab sebelumnya yaitu meyakini bahwa apa-apa yang dibawa oleh nabi-nabi sebelum nabi Muhammad itu benar dan haq. dan bukti imannya itu adalah dengan mengimani dan mengikuti rasulullah yang terakhir setelah nabi Isa alaihissalam yaitu Muhammad shallalhu alaihi wasallam yang melanjutkan risalah ilahi sebagai penyempurna dari semua kitab-kitab sebelumnya yang hal ini telah dinubuwwahkan dalam kitab taurat dan injil.  sebagaimana telah difirmankan oleh Allah Taála ;

 

وَإِذْ قالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِما بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْراةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جاءَهُمْ بِالْبَيِّناتِ قالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ .

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." QS. ash-Shaff : 6.

 

Mereka orang-orang yang beruntung yaitu orang-orang yang akan memasuki surga setelah selamat dari neraka.[4]

 

            Ayat selanjutnya insyaa Allah akan disambung pada sesi berikutnya.

 

Alhamdulillah Wallahu A’lam.

 

 

[1] Mu’jam Mufaradat Alfadz al-Quran, ar-Raghib al-Isfahani ; 381.

[2] Lisan al-Arab, al-Államah Ibnu Manzhur ; VII : 543-544.

[3] Aysaru Tafsir Li Kalami al-Áliyi al-Kabir, Abu Bakar Jabir al-Jazair : I : 18.

[4] Ibid,

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritikan untuk Jumhur dari Sejumlah Ulama hadis dan Fiqih tentang Makmum Masbuq dapat Rukuk dapat Satu Raka’at

DALIL-DALIL SEPUTAR DA'WAH

STATUS HADIS TENTANG ARWAH YANG MENINGGAL BISA MELIHAT KEADAAN KERABATNYA YANG MASIH HIDUP DAN DAPAT MENDO'AKANNYA