TUNTUNAN TAYAMUM SESUAI SUNNAH

Image
  Oleh : Abu Fatwa Albani Syam (SAMSUDIN)   @ Syarat-syarat tayamum Syarat-syarat yang diperbolehkan tayamum yaitu sakit, atau dalam perjalanan (safar), atau  bila keadaannya tidak menemukan air untuk wudlu setelah buang air besar,  atau setelah berjimak maka  dimestikan tayamum . Berikut dalilnya :   وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا   فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh  perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih). Usaplah  mukamu dan tanganmu dengan tanah itu .   QS : al-Maidah : 6.   @ Debu yang digunakan untuk tayamum harus debu yang suci dan tidak membahayakan terhadap kulit.   @ Cara-cara tayamum -     Mengu...

Tafsir Ringkas

 



Surah al-Baqarah
Ayat 8-10
 
Oleh : Abu Fatwa Albani Syam
(SAMSUDIN)
 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (8) يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (9)


Ø  Terjemah

 

8. Dan sebagian daripada manusia ada berkata : "Kami telah beriman kepada Allah dan kepada hari Kemudian". Padahal mereka bukan orang-orang yang beriman.

9. Mereka hendak memperdayakan Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka tidak memperdayakan melainkan diri-diri mereka (sendiri), sedang mereka tidak sadar.[1]

 

Ø  Terjemah Lafaz

مِنَ   : dari. Yang dimaksud dengan "min" pada ayat ini adalah "min litab'idh" yaitu memberi makna sebagian tidak menunjukkan seluruhnya. Maka terjemahnya adalah diantara, dari antara atau dari pada.

النَّاس : manusia. Asalnya dari kata "an-Naas" itu adalah "anaasun" ( أَنَاسٌ ) dibuang huruf hamzahnya sebagai takhfif. Maka dibacanya menjadi "naasun/an-Naasu", kata itu berasal dari kata masdar " Nausun" yang artinya bergerak.[2]

 

 

Ø  Penjelasan

Di dalam ayat ini Allah menceritakan perihal orang-orang munafik yang hanya beriman di mulutnya saja, akan tetapi hatinya berpaling dari iman. Mereka ini adalah orang-orang kafir yang paling keji, sebab, di samping kekafirannya, mereka juga mengejek, menipu dan memalsukan tindakannya.[3]

 

     Mereka menipu kaum Muslimin dengan cara menampakkan iman mereka. Padahal, di dalam hati memendam sikap kafir. Mereka berlaku demikian dengan tujuan untuk menyelidiki rahasia-rahasia kekuatan kaum muslimin dari dalam. Kemudian, mereka menyebarkan rahasia-rahasia kekuatan tersebut untuk kepentingan kawan-kawan musyrik dan yahudi. Hal dimaksudkan untuk menghindarai bahaya yang mengancam eksistensi mereka sendiri.[4]

 

Pada ayat ini Allah tidak menjelaskan siapa mereka para munafik tersebut. Akan tetapi Allah menjelaskan pada at-Taubah : 101.  Yaitu ;[5]

 

وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ لَا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ.

Di antara orang-orang sekelilingmu dari Arab-arab gunung ada beberapa munafik; dan (begitu juga) sebagian dari penduduk Madinah. Mereka telah biasa di dalam kemunafikan. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami azab dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.

 

وَأَخْرَجَ ابْنُ الْمُنْذِرِ عَنْ عِكْرِمَةَ فِي قَوْلِهِ وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الْأَعْرابِ قَالَ: جُهَيْنَةُ وَمُزَيْنَةُ وَأَشْجَعُ وَأَسْلَمُ وَغِفَارُ.

Ibnu al-Mundzir telah mengeluarkan hadis dari 'Ikrimah mengenai firman-Nya (di antara sekelilingmu dari Arab-arab gunung) maksudnya yaitu ; Juhainah, Muzainah, Asyja', Aslam. Serta Gifar [6]

 

Imam al-Baghawi berpendapat : bahwa ayat 8 dari surat al-Baqarah ini turun mengenai orang-orang munafik Abdullah bin Ubay bin Salul dan Mut'ab bin Qusyair, Kakek Qais serta konco-konconya. Dimana mereka menampakkan kalimat islam agar selamat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya akan tetapi keyakinan mereka bersebrangan dengan nabi, kebanyakan para munafik itu dari Yahhudi.[7]

 

 

 


Maraji' : 

[1]  A. Hassan, Tafsir al-Furqan

[2]  Lihat asy-Syaukani, Tafsir Faidhul Qadir : I : 65.

[3]  Lihat : Ahmad Musthafa al-Maraghi, terjemah, I : 74

[4]  Ibid, 79

[5]  Lihat : Syeikh Muhammad al-Amin as-Sinqithi. Tafsir Adhwaul Bayan Fii Idhahil Qurán bil  Qurán, : 1 : 86

[6]  Lihat : asy-Syaukani, Tafsir Fathu al-Qadir, 2 : 583

[7]  Lihat : Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas'ud al-Farra al-Baghawi asy-Syafi'i, Tafsir Ma'alim at-Tanzil, 1 : 22.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SHAHIH DHA'IF HADIS-HADIS SEPUTAR FADHILAH DAN AMALAN KHUSUS DI BULAN SYA’BAN

STATUS HADIS SALAM SEBELUM BICARA

TUNTUNAN TAYAMUM SESUAI SUNNAH