ILMU MUSTHALAH HADIS Bag 10
Muhadharah ke 10
MUNQATH'I
Oleh : Abu Fatwa
Albani Syam
(Samsudin)
A. Definisi
Yaitu hadis yang
pada sanadnya terdapat keterputusan yang terletak di bawah setelah tingkatan sahabat. Maksudnya ;
keadaan yang gugur atau putusnya itu adalah di tingkat tabi'in ke bawah. Adapun
kalau putusnya di atas tingkat tabi'in maka itu disebutnya mursal
Gambaran sanad :
Rasulullah SAW |
Tabi'in |
Tabi'u Tabi'in |
Itba'u Tabi'i Tabi'in |
Mukharrij |
B. Contohnya
1. Hr. Nasai : 1447.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا
ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَالِمٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ
عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنِ الْحَسَنِ
بْنِ عَلِيٍّ قَالَ: عَلَّمَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ فِي الْوِتْرِ قَالَ: قُلْ: «اللهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ
هَدَيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ،
وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ
لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، وَصَلَّى الله
عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ»
Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad
bin Salamah] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari
[Yahya bin 'Abdullah bin Salim] dari [Musa bin 'Uqbah] dari ['Abdullah bin
'Ali] dari [Al Hasan bin 'Ali] dia berkata; "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengajarkan kepadaku beberapa kalimat dalam shalat witir
ketika berdoa, yaitu: 'Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang
Engkau beri petunjuk. Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku.
Sayangilah aku sebagaimana orang-orang yang Engkau sayangi. Jagalah aku dari
kejahatan yang telah Engkau tetapkan.. Sesungguhnya Engkaulah yang menetapkan
(memberi hukuman), dan tidak ada yang menetapkan kepada-Mu. Sesungguhnya tidak
akan hina orang yang Engkau bela. Maha Suci Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau'.
Dan shalawat Allah senantiasa tercurah atas Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam."
Pada sanad hadis
tersebut terdapat rawi bernama Abdullah bin Ali ia menerima hadis ini dari
al-Hasan bin Ali.
Berkata al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani : Abdullah bin Ali dia itu adalah putranya al-Husein bin Ali, ia tidak bertemu dengan dengan al-Hasan bin Ali.[1]
2. Hr. Abu Nu’aim, Hilyah al-Auliya : IV : 11.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ مَالِكٍ، ثنا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، ثنا أَبِي، ثنا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، ثنا الْأَشْجَعِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، قَالَ: قَالَ طَاوُسٌ: «إِنَّ الْمَوْتَى يُفْتَنُونَ فِي قُبُورِهِمْ سَبْعًا، فَكَانُوا يَسْتَحِبُّونَ أَنْ يُطْعَمَ عَنْهُمْ تِلْكَ الْأَيَّامِ»
Telah menghadiskan kepada kami Abu Bakar bin malik, telah
menghadiskan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, telah menghadiskan
kepada kami ayahku, telah menghadiskan kepada kami Hasyim bin al-Qasim, telah
menghadiskan kepada kami al-Asyja’I, dari Sufyan ats-Tsauri ia mengatakan :
telah berkata Thawus : “ Sesungguhnya mayit itu ditanya di kuburnya selama 7
hari, maka mereka orang-orang sangatlah menyukai untuk memberi makan atas nama
si mayit pada hari-hari itu”.
Pada sanad
riwayat ini terdapat rawi bernama Sufyan sedangkan dia tidak berguru kepada Thawus
alias tidak mendengar dari Thawus. Sebagaimana perkataan al-Hafiz Ibnu Hajar
al-Asqalani sebagai berikut :
الحُكْمُ عَلَيْهِ:
الإِسْنَادُ رِجَالُهُ كُلُّهُمْ
ثِقَاتٌ إِلَّا أَنَّهُ مُنْقَطِعٌ بَيْنَ سُفْيَانَ وَطَاوُسٍ. فَهُوَ ضَعِيْفٌ.
Hukum atas hadis tersebut :
Sanad-sanad rijalnya seluruhnya tsiqat hanya saja sanad tersebut
munqath’i (ada keterputusan) antara Sufyan dan Thawus. Maka hadis
tersebut dha’if.[2]
C. Hukum
Hadis munqath'i
Hadis Munqath'i
tidak bisa dijadikan hujjah (dha'if) bahkan lebih parah dha'ifnya disbanding mursal
sebagaimana berkata imam al-Jurqani rahimahullah :
فَإِنَّ
الْمُرْسَلَ عِنْدَنَا لَا يَقُومُ بِهِ الْحُجَّةُ…
فَإِنَّ الْمُنْقَطِعَ عِنْدَنَا أَسْوَأُ
حَالًا مِنَ الْمُرْسَلِ…..فَإِنَّ الْمُعْضَلَ عِنْدَنَا أَسْوَأُ
حَالًا مِنَ الْمُنْقَطِعِ.
Maka sungguh mursal
itu di sisi kami (para ulama ahli hadis)
tidak bisa berdiri hujjah dengannya, …. Maka sungguh munqath'i itu di sisi
kami lebih buruk keadaanya daripada mursal, …. Maka sungguh mu'dhal itu di sisi
kami lebih buruk lagi keadaanya daripada munqath'i.[3]
Komentar
Posting Komentar