Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

METODOLOGI KITAB TAISIRUL ‘ALAM SYARH UMDAH AL-AHKAM SYEIKH AL-BASSAM

Gambar
  OLEH ; ABU FATWA ALBANI (SAMSUDIN)   ABSTRAK      Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metodologi yang digunakan dalam kitab "Taisirul 'Allam Syarh Umdatul Ahkam". Kitab ini merupakan karya penting dalam literatur hadis yang disusun oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam, di mana beliau memberikan syarh (penjelasan) terhadap kitab "Umdatul Ahkam" karya Imam Abdul Ghani Al-Maqdisi. "Umdatul Ahkam" sendiri adalah koleksi hadis yang berfokus pada hukum-hukum syariah (ahkam).      Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis isi (content analysis) terhadap teks-teks syarh dalam kitab "Taisirul 'Allam". Proses penelitian meliputi pengumpulan data dari teks utama dan berbagai sumber syarh, diikuti dengan analisis mendalam terhadap metode penjelasan yang digunakan oleh Syaikh Al-Bassam.                   Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syaikh Al-Bassam menggunakan beberapa metode

TARJIH KAIFIYAT (CARA) DUDUK TASYAHUD

Gambar
  Oleh :  Abu Fatwa Albani Syam (S A M S U D I N)     Terdapat ragam pendapat di kalangan para ulama mengenai cara duduk tasyahud baik tasyahud awal maupun akhir, sehingga penulis tertarik untuk menelusuri dan menganalisis hingga dapat diketahui pendapat mana yang lebih kuat (rajih) diantara pendapat-pendapat lainnya.   Dalam hal ini penulis membagi kepada dua pembahasan masalah ;   1.  Bagaiman cara duduk tasyahud pada shalat yang terdapat dua tasyahud. Seperti; shalat          zuhur, asar, magrib dan isa.   2.  Bagaimana cara duduk tasyahud pada shalat yang hanya ada satu tasyahud. Seperti;                shalat subuh, shalat sunat rawatib, shalat sunat idain (idul fitri-adha), duha, tahajud, dan        shalat sunat lainnya.   Pembahasan pertama ; Bagaimana  c ara duduk tasyahud pada shalat yang terdapat dua tasyahud ?   1.  Menurut Abu Hanifah dan Ats-Tsauri bahwa duduk tasyahud awal maupun akhir kedua-          duanya sama dengan cara Itfirasy .[1]  Yaitu dengan menduduki telapak k