METODOLOGI KITAB TAISIRUL ‘ALAM SYARH UMDAH AL-AHKAM SYEIKH AL-BASSAM

 


OLEH ; ABU FATWA ALBANI
(SAMSUDIN)

 

ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metodologi yang digunakan dalam kitab "Taisirul 'Allam Syarh Umdatul Ahkam". Kitab ini merupakan karya penting dalam literatur hadis yang disusun oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam, di mana beliau memberikan syarh (penjelasan) terhadap kitab "Umdatul Ahkam" karya Imam Abdul Ghani Al-Maqdisi. "Umdatul Ahkam" sendiri adalah koleksi hadis yang berfokus pada hukum-hukum syariah (ahkam).

    Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis isi (content analysis) terhadap teks-teks syarh dalam kitab "Taisirul 'Allam". Proses penelitian meliputi pengumpulan data dari teks utama dan berbagai sumber syarh, diikuti dengan analisis mendalam terhadap metode penjelasan yang digunakan oleh Syaikh Al-Bassam.

              Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syaikh Al-Bassam menggunakan beberapa metode dalam menjelaskan hadis-hadis "Umdatul Ahkam". Pertama, beliau melakukan analisis lafzi (linguistik) terhadap teks hadis untuk memahami makna kata dan struktur kalimat. Kedua, beliau mengidentifikasi asbab al-wurud (sebab-sebab munculnya hadis) untuk memberikan konteks historis yang lebih jelas. Ketiga, beliau menjelaskan konteks hukum (fiqh) yang relevan, memberikan rincian tentang penerapan hukum dan perbedaan pendapat di kalangan ulama. Metode takhrij (penelusuran sanad) juga sering digunakan untuk mengevaluasi keabsahan hadis, serta membandingkannya dengan hadis-hadis lain yang serupa. Syaikh Al-Bassam juga merujuk kepada pendapat para ulama terdahulu dan menyertakan berbagai perspektif (ikhtilaf) untuk memperkaya pemahaman.

        Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa metodologi syarh dalam kitab "Taisirul 'Allam Syarh Umdatul Ahkam" sangat komprehensif dan mendalam. Metodologi ini mencakup aspek linguistik, historis, dan hukum, yang semuanya berkontribusi dalam memberikan pemahaman yang lebih holistik terhadap hadis. Pendekatan ini tidak hanya membantu pembaca memahami teks hadis secara lebih jelas, tetapi juga memberikan wawasan praktis tentang penerapan hukum Islam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap studi hadis dan metodologi syarh dalam literatur Islam.

Kata Kunci: Taisirul 'Allam, Umdatul Ahkam, syarh hadis, metodologi, fiqh, takhrij, asbab al-wurud.

 

  

 

PENDAHULUAN

 Kitab Taisirul Alam Syarh Umdatul Ahkam merupakan karya monumental Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam yang berfungsi sebagai penjelasan (syarh) dari Kitab Umdatul Ahkam karya Al-Hafidz Abdul Ghani Al-Maqdisi. Kitab ini menyajikan penjelasan rinci tentang hadits-hadits yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat Islam. Metodologi yang digunakan oleh Syaikh Al-Bassam dalam penulisan kitab ini menunjukkan pendekatan yang sistematis dan ilmiah dalam memahami dan menerapkan hadits-hadits hukum.

 Syaikh Al-Bassam menjelaskan hadits-hadits yang termuat dalam Umdatul Ahkam, yang hanya mencakup hadits-hadits shahih dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Pemilihan hadits ini menjamin keaslian dan kredibilitas dalil yang digunakan dalam pembahasan hukum-hukum fiqih.

Setiap hadits yang dibahas diawali dengan penyebutan teks (matan) hadits secara lengkap. Syaikh Al-Bassam kemudian memberikan penjelasan rinci mengenai makna dari setiap kata dan frase dalam matan hadits tersebut, guna memberikan pemahaman yang tepat dan mendalam.

Menyertakan konteks historis (asbab al-wurud) di balik munculnya hadits tersebut, yang membantu dalam memahami latar belakang dan situasi di mana hadits itu diucapkan. Ini penting untuk memahami aplikasi hukum yang relevan dengan situasi serupa.

Setelah menjelaskan matan hadits, Syaikh Al-Bassam memaparkan hukum-hukum fiqih yang diambil dari hadits tersebut. Pembahasan ini mencakup analisis hukum, penerapan praktis, dan relevansi hadits dengan masalah-masalah kontemporer.

Kitab ini juga membahas perbedaan pendapat (khilaf) di kalangan ulama mengenai penafsiran dan aplikasi hukum dari hadits yang bersangkutan. Syaikh Al-Bassam menyajikan argumen dari berbagai mazhab fiqih dengan objektif dan ilmiah.

Penulis seringkali menguatkan penjelasan dengan dalil tambahan dari hadits-hadits lain atau ayat-ayat Al-Quran yang relevan. Ini memberikan landasan yang lebih kokoh bagi hukum yang dibahas.

Meskipun pembahasannya mendalam, Syaikh Al-Bassam menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Ini menjadikan kitab ini aksesibel bagi berbagai kalangan, baik pemula maupun yang sudah mendalami ilmu fiqih.

Kesimpulan: Metodologi dalam Kitab Taisirul Alam Syarh Umdatul Ahkam menunjukkan pendekatan yang komprehensif dan ilmiah dalam memahami hadits-hadits hukum. Dengan penjelasan yang rinci, analisis kontekstual, dan pembahasan perbandingan pendapat ulama, kitab ini menjadi referensi penting bagi pelajar dan ulama dalam Dmempelajari dan mengaplikasikan fiqih Islam. Penggunaan bahasa yang sederhana juga membuat kitab ini mudah dipahami dan diakses oleh berbagai kalangan, menjadikannya salah satu syarh terbaik dari Umdatul Ahkam.

 

 

PEMBAHASAN

 A. BIOGRAFI SYEIKH ABDUL GHANI AL-MAQDISI

 Al-Hafidz Abdul Ghani Al-Maqdisi, juga dikenal sebagai Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisi, adalah salah satu ulama terkemuka dalam bidang hadits pada abad ke-6 Hijriyah. Ia dilahirkan pada tahun 541 H (1146 M) di desa Jamma’il, sebuah wilayah di Yerusalem, Palestina, yang saat itu dikenal dengan nama Al-Quds atau Baitul Maqdis, sehingga ia mendapatkan gelar "Al-Maqdisi".

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Abdul Ghani Al-Maqdisi berasal dari keluarga yang sangat religius dan berilmu. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang besar dalam studi agama Islam. Ia mulai mempelajari Al-Qur'an dan hadits di usia muda. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke berbagai pusat ilmu pengetahuan di dunia Islam, termasuk Baghdad, Damaskus, dan Aleppo.

Guru dan Pengaruh

Selama perjalanan pendidikannya, Abdul Ghani Al-Maqdisi belajar dari banyak ulama besar pada zamannya. Beberapa gurunya yang terkenal antara lain:

- Ibnu Asakir, seorang ahli sejarah dan hadits dari Damaskus.

- Al-Khatib Al-Baghdadi, seorang ahli hadits terkenal dari Baghdad.

Karya dan Kontribusi

Abdul Ghani Al-Maqdisi adalah penulis yang produktif dan telah menghasilkan banyak karya penting dalam ilmu hadits dan fikih. Beberapa karyanya yang terkenal meliputi:

- "Umdatul Ahkam" - Sebuah buku yang mengumpulkan hadits-hadits hukum dari Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Buku ini sangat dihargai oleh para ulama dan masih digunakan sebagai referensi penting dalam studi hadits.

- "Al-Kamal fi Asma' al-Rijal" - Sebuah ensiklopedia besar yang mencakup biografi para perawi hadits. Karya ini menjadi dasar bagi banyak karya biografi perawi hadits selanjutnya.

- "Al-Mughni fi Al-Fiqh" - Sebuah kitab fikih yang membahas berbagai masalah hukum Islam.

Peran dan Pengaruh

Abdul Ghani Al-Maqdisi adalah tokoh sentral dalam pengembangan ilmu hadits pada zamannya. Ia dihormati karena pengetahuannya yang mendalam, kejujurannya, dan ketelitiannya dalam menyampaikan hadits. Selain itu, ia juga dikenal karena ketakwaannya dan kesederhanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Wafat

Abdul Ghani Al-Maqdisi meninggal dunia pada tahun 600 H (1203 M) di Damaskus, Suriah. Meskipun telah wafat, kontribusinya terhadap ilmu hadits dan fikih tetap hidup dan terus memberikan pengaruh bagi generasi ulama berikutnya.

Warisan

Warisan Abdul Ghani Al-Maqdisi tidak hanya berupa karya-karyanya yang masih dipelajari hingga kini, tetapi juga melalui murid-muridnya yang meneruskan tradisi keilmuan yang ia wariskan. Pengaruhnya dalam ilmu hadits dan fikih Islam membuatnya diakui sebagai salah satu ulama besar dalam sejarah Islam.

B. BIOGRAFI SYEIKH ABDULLAH BIN ABDURRAHMAN AL-BASSAM

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam adalah seorang ulama dan ahli fikih terkemuka dari Arab Saudi. Ia dikenal sebagai salah satu ulama yang memiliki pengetahuan luas dalam bidang fikih dan fatwa, serta telah memberikan kontribusi besar dalam literatur Islam kontemporer. 

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam dilahirkan pada tahun 1346 H (1927 M) di kota Unaizah, yang terletak di wilayah Qassim, Arab Saudi. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius dan berilmu. Sejak kecil, ia dididik dalam lingkungan yang mementingkan pendidikan agama.

Syaikh Abdullah memulai pendidikannya dengan menghafal Al-Qur'an dan mempelajari dasar-dasar ilmu agama di kota kelahirannya. Ia kemudian melanjutkan studi ke berbagai institusi pendidikan terkenal, di mana ia belajar di bawah bimbingan sejumlah ulama terkemuka. 

Guru dan Pengaruh

Selama masa pendidikannya, Syaikh Abdullah Al-Bassam belajar dari banyak ulama besar, termasuk:

- Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Syaikh, Mufti Besar Arab Saudi saat itu.

- Syaikh Abdul Aziz bin Baz, seorang ulama terkenal dan mantan Mufti Besar Arab Saudi.

- Syaikh Muhammad Amin Al-Shanqiti, seorang ahli tafsir dan hadits terkemuka. 

Karier dan Kontribusi

Syaikh Abdullah Al-Bassam memiliki karier yang cemerlang dalam bidang pendidikan dan keilmuan Islam. Beberapa posisinya yang penting meliputi:

- Anggota Dewan Ulama Senior Arab Saudi, sebuah lembaga tertinggi yang memberikan fatwa dan panduan keagamaan di Arab Saudi.

- Pengajar di Masjidil Haram, Mekkah, di mana ia memberikan kuliah dan ceramah tentang berbagai topik keagamaan.

- Hakim di berbagai pengadilan syariah di Arab Saudi. 

Karya dan Publikasi

Syaikh Abdullah Al-Bassam adalah penulis yang produktif dan telah menghasilkan banyak karya yang sangat dihargai dalam dunia Islam. Beberapa karya pentingnya antara lain:

- "Taisir al-‘Allam Syarh Umdatul Ahkam" - Sebuah penjelasan mendalam tentang kitab hadits "Umdatul Ahkam" yang menjadi referensi penting dalam studi hadits dan fikih.

- "Taudhih al-Ahkam min Bulugh al-Maram" - Komentar dan penjelasan atas kitab hadits "Bulugh al-Maram" karya Ibnu Hajar al-Asqalani.

- "Fatawa Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam" - Kumpulan fatwa yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan hukum Islam. 

Peran dan Pengaruh

Syaikh Abdullah Al-Bassam dikenal karena pengetahuannya yang luas dan kemampuan untuk menyampaikan ilmu dengan cara yang mudah dipahami. Ia dihormati oleh banyak kalangan, termasuk ulama, pelajar, dan masyarakat umum. Pengaruhnya dalam bidang fikih dan fatwa sangat signifikan, terutama di wilayah Arab Saudi dan dunia Islam secara umum.

Wafat

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam meninggal dunia pada tanggal 27 Dzulhijjah 1423 H (1 Maret 2003 M). Meskipun telah wafat, warisan ilmunya tetap hidup melalui karya-karyanya dan murid-muridnya yang terus menyebarkan ilmu yang telah ia ajarkan. 

Warisan

Warisan Syaikh Abdullah Al-Bassam meliputi kontribusi ilmiahnya yang masih digunakan sebagai referensi dalam studi Islam, serta pengaruhnya dalam bidang pendidikan agama. Ia dihormati sebagai salah satu ulama besar yang telah memberikan sumbangsih penting bagi perkembangan ilmu fikih dan hadits dalam Islam.

C. METODE SYARH HADIS

Kitab Taisirul Alam Syarh Umdatul Ahkam karya Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam merupakan penjelasan dari kitab Umdatul Ahkam karya Al-Hafidz Abdul Ghani Al-Maqdisi. Kitab ini memiliki metodologi yang sistematis dan komprehensif dalam menjelaskan hadits-hadits yang berhubungan dengan hukum syariat Islam. Berikut adalah pembahasan mendalam tentang metodologi yang digunakan dalam kitab ini:

Pemilihan dan Penjelasan Hadits:

Kitab Umdatul Ahkam hanya memuat hadits-hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, sehingga Syaikh Al-Bassam juga hanya menjelaskan hadits-hadits yang terpercaya dari sumber-sumber ini.

Setiap hadits diawali dengan teks (matan) lengkap dari hadits tersebut. Setelah menyebutkan matan hadits, Syaikh Al-Bassam memberikan penjelasan kata per kata dan frase dalam hadits tersebut untuk memastikan pemahaman yang tepat.

Sebagai Contohnya ;

كتاب الطهارة

النية وأحكامها

عَنْ أمِيرِ المُؤْمِنِينَ أبي حَفْصِ " عُمَرَ بْنِ الخَطَاب " رَضيَ الله عَنْهُ قَال: سَمِعت رسُولَ الله صَلّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُول:

"إنَّمَا الأعْمَالُ بَالْنيَاتِ، وَإنَّمَا لِكل امرئ مَا نَوَى، فمَنْ كَانَتْ هِجْرَتهُ إلَى اللّه وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتهُ إلَى اللّه وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرتُهُ لِدُنيا يُصيبُهَا، أو امْرَأة يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُه إلَى مَا هَاجَرَ إليهِ ".

غريب الحديث:

1- " إنما الأعمال بالنيات " كلمة [ إنما ]، تفيد الحصر، فهو هنا قصر موصُوف على صفة، وهو إثبات حكم الأعمال بالنيات، فهو في قوة [ ما الأعمال إلا بالنيات] وينفى الحكم عما عداه.

2- " النية " لغة: القصد. ووقع بالإفراد في أكثر الروايات. قال البيضاوي النية عبارة عن انبعاث القلب نحو ما يراه موافقا لغرض من جلب نفع أو دفع ضر ا.هـ . وشرعا : العزم على فعل العبادة تقربا إلى الله تعالى.

3- " فمن كانت هجرته... الخ " مثال يقرر ويوضح القاعدة السابقة.

4- " فمن كانت هجرته " جملة شرطية.

5- "فهجرته إلى الله ورسوله " جواب الشرط، واتحد الشرط والجواب لأنهما على تقدير " من كانت هجرته إلى الله ورسوله - نية وقصداً- فهجرته إلى الله ورسوله- ثوابا وأجراً ".

Konteks Historis (Asbab al-Wurud):

Syaikh Al-Bassam menjelaskan konteks historis di mana hadits tersebut diucapkan, dikenal sebagai asbab al-wurud. Pemahaman konteks ini sangat penting untuk memahami situasi dan kondisi yang melatarbelakangi munculnya hadits, yang pada gilirannya membantu dalam penerapan hukum yang relevan.

Contohnya ;

الحديث الثامن والأربعون

عَنْ عَلِىٍّ رَضي الله عَنْهُ أنَ النَبيَّ صَلى الله عَلَيْهِ وَسَلمَ قالَ يَوْمَ الخَنْدَق : " مَلأ الله قُبُورَهُمْ وَبُيُوتَهُمْ نارا، كَمَا شَغلُونَا عن الصلاةِ الوُسْطَى حَتَّى غَابَتِ الشَّمْسُ ".

وفي لفظ لمسلم: "شَغَلُونَا عَنِ الصلاةِ الوُسْطَى - صَلاةِ الْعصْرِ- ثم صلاها بين المغرب والعشاء".

وله عن عبد الله بن مسعود قال : حَبَس اْلمُشركُون رسول الله صلى الله عليه وسلم عن صَلاةِ العصْرِ حتَى احْمَرَّتِ الشمس أو اصْفَرَّت فَقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " شَغَلُونَا عن الصَّلاةِ الوُسْطَى - صَلاةِ العصَر- مَلأ الله أجْوَافَهُمْ وقبُورَهُمْ نَارا" أو "حَشا الله أجْوَافَهُمْ وقُبُورهُمْ نَارا ".

المعنى الإجمالي:

شغل المشركون النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه بالمرابطة وحراسة المدينة وأنفسهم عن صلاة العصر حتى غابت الشمس.

فلم يصلها النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابُه إلا بعد الغروب.

فدعا عليهم النبي صلى الله عليه وسلم أن يملأ أجوافهم وقبورهم ناراً، جزاء ما آذوه وصحبه، وشغلوهم عن صلاة العصر، التي هي أفضل الصلوات. 

Analisis Fiqih:

Setelah menjelaskan makna literal dari hadits, Syaikh Al-Bassam memaparkan hukum-hukum fiqih yang dapat diambil dari hadits tersebut. Analisis ini mencakup penerapan praktis hukum dalam kehidupan sehari-hari serta relevansi hadits dengan masalah-masalah kontemporer.

Syaikh Al-Bassam menggunakan pendekatan yang analitis untuk menjelaskan bagaimana suatu hukum ditarik dari teks hadits, termasuk prinsip-prinsip ushul fiqh yang relevan.

Contoh :

بَابٌ في الصَّلاَة على الغائب وعلى القبر

الحديث الأول

عَنْ أبي هُريرة رَضِي الله عَنْهُ قال: نَعَىِ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم النجَاشي في اليَوْم الذي مَاتَ فِيهِ وَخَرَجَ إِلى الْمُصَلَّى فصَفَّ بِهمْ وَكَبَّرَ أرْبَعَاً.

عن جَابر رَضِي الله عَنْهُ أنَّ النَبي صلى الله عليه وسلم صَلَّى على النَّجَاشِيِّ، فَكُنْتُ في الصَّفِّ الثاني أو الثالِث.

ما يؤخذ من الحديث

1- مشروعية الصلاة على الميت، لأنها شفاعة ودعاء من إخوانه المصلين .

2- مشروعية الصلاة على الغائب، وتقدم أن الحديث ليس على إطلاقه، بل يخص بها من له فضل وإحسان عامٌّ على الإسلام والمسلمين.

3- الصلاة على الميتِ في مصلَّى العيد إذا كان الجمع كثيرا.

4- التكبير في صلاة الجنازة أربع، وتقدم في أول الباب ما يقال بعد كل واحدة منهن.

5- فضيلة كثرة المصلين وكونهم ثلاثة صفوف.

لما روى أصحاب السنن أيضا " ما من مؤمن يموت فيصلى عليه أمة من المسلمين ، يبلغون أن يكونوا ثلاثة صفوف، إلا غُفِرَ له ".

6- الإخبار بموت الميت للمصلحة في ذلك، من تكثير المصلين، وإخبار أقاربه فإن ذلك ليس من النعي المنهي عنه في قوله صلى الله عليه وسلم : " إياكم والنعي، فإن النعي عمل الجاهلية "

Perbandingan Pendapat Ulama (Khilafiyyah):

Salah satu kelebihan metodologi kitab ini adalah pembahasan perbedaan pendapat (khilaf) di kalangan ulama. Syaikh Al-Bassam tidak hanya menyebutkan satu pandangan, tetapi juga memaparkan berbagai pendapat dari berbagai mazhab fiqih dengan argumen-argumen mereka.

Dengan demikian, pembaca mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang bagaimana suatu masalah fiqih dapat dipahami dan diinterpretasikan oleh berbagai mazhab. Contohnya :

الحديث الثاني

عَنْ عَبْدِ اللّه بْنِ عَبَّاس رضيَ اللّه عَنْهُما قال:

سَمِعْتُ النَّبي صلى الله عليه وسلم يَخْطُبُ بعَرَفَاتٍ : مَنْ لَمْ يَجِدْ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَس خُفَّيْن.

وَمَنْ لَمْ يَجِدْ إزَارَاً فَلْيَلْبَسْ سَراوِيلَ (للمحرم).

اختلاف العلماء، والتوفيق بين الحديثين :

اختلف العلماء. في حكم المحرم، الذي لا يجد نعلين ووجد خُفَّيْنِ.

فهل يجب عليه قطعهما من أسفل الكعبين؟ وإن لم يفعل أثم وفدى، أو أنه يباح له لبسهما بلا قطع وليس عليه فدية؟

فذهب الجمهور من العلماء، ومنهم الأئمة الثلاثة، أبو حنيفة، ومالك، والشافعي، والثوري وإسحاق: إلى الأول. مستدلين بحديث ابن عمر السابق. " فإن لم يجد نعلين فليقطعهما من أسفل الكعبين" لأنه أمر يقتضي الوجوب، فيحمل عليه حديث ابن عباس، على قاعدة "حمل المطلق على المقيد".

وذهب الإمام أحمد في المشهور عنه إلى الثاني، ويروى أيضاً عن عليٍّ، وقال به عطاء وعكرمة. مستدلين بحديث ابن عباس الذي معنا.

Penguatan dengan Dalil Tambahan:

Syaikh Al-Bassam seringkali menguatkan penjelasannya dengan dalil tambahan dari hadits-hadits lain atau ayat-ayat Al-Quran yang relevan. Ini memberikan landasan yang lebih kokoh bagi hukum yang dibahas dan memperkaya pemahaman pembaca tentang topik tersebut.

Contohnya :

بَاب الفِديَة

الحديث الأول

عَنْ عَبْدِ اللّه بْن مَعْقِلٍ، قال: جَلَسْتُ إلى كَعْب بْنِ عُجْرَةَ فَسَألتُهُ عَنِ الفِدْيَةِ فقال: نَزَلَتْ فِيَّ خَاصَّة، وَهِي لَكُمْ عَامَّة:

حُمِلْتُ إلى رَسُولِ اللّه وَالْقَمْلُ يَتَنَاثَرُ عَلى وَجْهي فقال:

"مَا كُنْتُ أرَى الْوَجَعَ بَلَغَ بِكَ مَا أرى - أو: مَا كُنْتُ أُرَى الْجَهْدَ بَلَغَ مِنْكَ مَا أرَى:- أتَجدُ شَاةً؟ فَقُلْتُ: لا، قَالَ: فَصُمْ ثَلاَثَةَ أيَّامٍ، أَوْ أطْعِمْ سِتَّةَ مَسَاكِيْنَ، لِكُلِّ مِسْكِينٍ نِصْفُ صَاعٍ.

تحقيق التخيير في الكفارة :

ظاهر الحديث الذي معنا يفيد تقديم الشاة، فإنْ لم يجدها، فهو مخير بين الصيام والإطعام.

أما الآية وبقية الروايات، فتفيد التخيير بين الثلاثة.

ومنها ما رواه البخاري عن عبد الرحمن بن أبي ليلى، عن كعب بن عجرة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال: "لعله آذَاكَ هَوَامُّكَ؟". قال: نَعَمْ. فَقَال رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم : "احْلِقْ رَأسَكَ، وَصُمْ ثَلاثَةَ أيَّامٍ، أوْ أطْعِمْ سِتَةَ مَسَاكِينَ، أوِ انْسُكْ شَاةً" فهذا وأمثاله، صريح في التخيير.

Kesederhanaan dan Keterjangkauan Bahasa:

Salah satu aspek yang membuat kitab ini populer dan banyak digunakan adalah penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Meskipun pembahasannya mendalam, Syaikh Al-Bassam menyampaikan penjelasannya dengan bahasa yang jelas dan sistematis. Ini menjadikan kitab ini aksesibel bagi berbagai kalangan, baik bagi pelajar pemula maupun bagi mereka yang sudah memiliki dasar ilmu fiqih.

Kesimpulan:

Metodologi yang digunakan dalam Kitab Taisirul Alam Syarh Umdatul Ahkam mencakup pemilihan hadits-hadits shahih, penjelasan makna literal dan kontekstual, analisis fiqih, perbandingan pendapat ulama, serta penguatan dengan dalil tambahan. Pendekatan yang sistematis dan komprehensif ini membuat kitab ini menjadi salah satu rujukan penting dalam studi fiqih Islam. Kesederhanaan bahasa yang digunakan oleh Syaikh Al-Bassam juga memastikan bahwa kitab ini mudah dipahami dan dapat diakses oleh berbagai kalangan.


REFERENSI
 
[1] Hr. Bukhari : 1.
[2] Lihat : Taisirul ‘Alam Syarh Umdatul Ahkam : I : 5-6.
[3] Hr. Bukhari : 2931, 4111, 6396.
[4] Hr. Muslim : 128.
[5] Lihat : Taisirul ‘Alam Syarh Umdatul Ahkam : I : 107-108.
[6] Lihat : Hr. Bukhari : 1245. Muslim : 3024.
[7] Lihat : Bukhari : 1317.
[8] Lihat : Taisirul ‘Alam Syarh Umdatul Ahkam : I : 377.
[9] Lihat : Taisirul ‘Alam Syarh Umdatul Ahkam : II : 516,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritikan untuk Jumhur dari Sejumlah Ulama hadis dan Fiqih tentang Makmum Masbuq dapat Rukuk dapat Satu Raka’at

DALIL-DALIL SEPUTAR DA'WAH

STATUS HADIS TENTANG ARWAH YANG MENINGGAL BISA MELIHAT KEADAAN KERABATNYA YANG MASIH HIDUP DAN DAPAT MENDO'AKANNYA