Fadhilah surat Yasin
Oleh : Abu Fatwa Albani
(Syamsudin Mukti)
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى ،
قَالَ : حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ رَجُلٍ ، عَنْ أَبِيهِ ،
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : يس قَلْبُ الْقُرْآنِ لاَ يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيدُ اللَّهَ
وَالدَّارَ الآخِرَةَ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ ، اقْرَءُوهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ.
Telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Abdil A’la, ia berkata : telah menceritakan kepada kami Mu’tamar,
dari ayahnya, dari seseorang dari ayahnya, dari
Ma’qil bin Yasar : bahwasannya Rasulullah saw bersabda : Yasin itu adalah
hatinya al-Quran seseorang yang seseorang tidak membacanya karena Allah dan
mengharaf alam akhirat kecuali diampuni dosa baginya, maka bacalah oleh kalian
yasin atas yang meninggal diantara kalian. Nasai,
Sunan al-Kubra : 10847. Ahmad : 20315. Thabrani, Mu’jam al-Kabir : 16905.
@ Derajat hadits : Dha’if
Karena pada
sanadnya terdapat dua rawi yang majhul (tidak dikenal) yaitu seseorang dan
ayahnya seseorang tersebut. - Lihat Fathul Qadir : IV : 509
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ وَسُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ قَالاَ حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ الرُّؤَاسِىُّ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ هَارُونَ أَبِى
مُحَمَّدٍ عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ
النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ لِكُلِّ شَىْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس َمَنْ قَرَأَ يس َتَبَ اللَّهُ لَهُ
بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ ».
Telah
menceritakan Qutaibah dan Sufyan bin Waki’ mereka berkata : telah menceritakan
kepada kami Humaid bin Abdirrahman ar-Ruasiy dari al-Hasan bin Shalih dari Harun
Abi Muhammad dari Muqatil bin Hayyan dari Qatadah dari Anas ia berkata :
telah bersabda Rasulullah saw. : sesungguhnya bagi setiap sesuatu itu ada
hatinya dan hatinya Quran itu adalah “yasin” barangsiapa yang membaca yasin
maka Allah menerima taubatnya dengan
bacaan quran sebanyak 10 kali. Tirmidzi : 3129. Ad-Daarimi : 3459. Al-Baihaqi, Syu’abul
Iman : 2233. Ibnu al-A’rabi, Mu’jam Ibnu al-A’rabi : 2201. Al-Bazzar, Musnad
al-Bazzar : 7282.
@ Derajat hadits : Dha’if
Pada sanadnya terdapat rawi bernama Harun Abu Muhammad.
-
Berkata Ibnu Hajar : ia seorang yang Majhul. Lihat Taqribu
Taqrib : 676
-
Berkata Tirmidzi : Majhul (tidak dikenal). Lihat
Tahdzib al-Kamal : XIX : 210.
Dan sebagaimana pernyataan imam
Tirmidzi berikut :
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لاَ نَعْرِفُهُ إِلاَّ
مِنْ حَدِيثِ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَبِالْبَصْرَةِ لاَ يَعْرِفُونَ
مِنْ حَدِيثِ قَتَادَةَ إِلاَّ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. وَهَارُونُ أَبُو مُحَمَّدٍ
شَيْخٌ مَجْهُولٌ.
Berkata
Abu ‘Isa (Tirmidzi) : ini adalah hadits gharib (asing/nyeleneh) kami tidak
mengenalnya melainkan dari Humaid bin Abdirrahman. Dan di Bashrah pun mereka
tidak mengenalnya dari Qatadah kecuali dari jalan/jalur ini. Sedangkan Harun
Abu Syaikh itu seorang rawi majhul/tidak dikenal. Tirmidzi : 3129.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ
إِبْرَاهِيمَ ، مَوْلَى ثَقِيفٍ ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ شُجَاعِ بْنِ
الْوَلِيدِ السَّكُونِيُّ ، حَدَّثَنَا أَبِي ، حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ
خَيْثَمَةَ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جُحَادَةَ ، عَنِ الْحَسَنِ ، عَنْ
جُنْدُبٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَنْ قَرَأَ يس فِي لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ غُفِرَ لَهُ.
Telah mengabarkan kepada Muhammad bin Ishaq bin Ibrahimm maula Tsaqif,
telah menceritakan kepada kami al-Walid bin Syuja’ bin al-Walid as-Sakuni,
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ziyad bin
Khaitsamah, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Jahadah, dari al-Hasan,
dari Jundub, ia berkata : telah bersabda rasulullah saw. : barangsiapa yang
membaca yasin pada satu malam dengan mengharap ridha Allah niscaya akan
diampuni dosa baginya. Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban : 2574. Ad-Daarimi : 3417.
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ أَبِي إِسْرَائِيلَ ،
حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ ، عَنْ هِشَامِ بْنِ زِيَادٍ ، عَنِ الْحَسَنِ
قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم : مَنْ قَرَأَ يس فِي لَيْلَةٍ أَصْبَحَ مَغْفُورًا لَهُ ، وَمَنْ قَرَأَ حم
الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا الدُّخَانُ فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ أَصْبَحَ مَغْفُورًا
لَهُ.
Telah menceritakan kepada
kami Ishaq bin Abi Israil, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad
dari Hisyam bin Ziyad dari al-Hasan ia berkata ; aku mendengar Abu Hurairah
berkata : telah berkata Rasulullah saw. ; barangsiapa yang membaca Yasin
pada satu malam maka waktu pagi-paginya ia diampuni. Dan barang siapa yang
membaca “Hamim” yang disebutkan pada ‘ad-Dukhan” pada malam jum’at maka pada waktu paginya ia
diampuni. Hr. Abu Ya’la, Musnad Abu Ya’la : 6224. Abu Daud ath-Thayalis
: 2588
@
Derajat hadits
: Dha’if
Pada
sanadnya terdapat rawi bernama Hisyam bin Ziyad.
-
Berkata
Ibnu Hibban :, ia suka
meriwayatkan hadits-hadits palsu mengatasnamakan rawi yang tsiqat, ia tidak
boleh dijadikan hujjah. Lihat Tahdzibu Tahdzib : XI : 36-37.
-
Berkata Ibnu Hajar : Matruk (ditinggalkan). Taqribut
Tahdzib : 679.
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثنا
أَحْمَدُ بْنُ هَارُونَ الْبَرْدَعِيُّ، ثنا عَمْرُو بْنُ أَيُّوبَ الْحِمْصِيُّ،
ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَيَّاشٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ سُفْيَانَ
الثَّوْرِيِّ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْحَارِثِ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ:
" سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ
قَرَأَ (يس) عَدَلَتْ لَهُ عِشْرِينَ حَجَّةً , وَمَنْ كَتَبَهَا ثُمَّ شَرِبَهَا
أَدْخَلَتْ جَوْفَهُ أَلْفَ يَقِينٍ , وَأَلْفَ رَحْمَةٍ , وَنَزَعَتْ مِنْهُ
كُلَّ غِلٍّ، وَدَاءٍ» غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ الثَّوْرِيِّ، تَفَرَّدَ بِهِ
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ عَنْ أَبِيهِ.
Telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Ahmad, telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Harun al-Barda’I, telah menceritakan kepada kami Amer bin Ayyub
al-Himshy, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail bi Ayyasy, telah
menceritakan kepadaku ayahku, dari Sufyan ats-Tsauri, dari Abu Ishaq, dari
al-Harits, dari Ali ia berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
barangsiapa yang membaca (yasin), maka bacaannya itu seimbang dengan 20x haji
baginya. Dan barangsiapa yang menulisnya kemudian meminumnya, ia telah
memasukkan ke dalam kerongkongannya seribu keyakinan, dan seribu rahmat, dan
akan lepas darinya setiap kesombongan dan penyakit. Hr. Ibnu Nu’aim,
Hilyatul Auliya : VII : 136.
@
Derajat hadits : Dha’if
Pada sanadnya
terrdapat rawi bernama Muhammad bin Ismail bin ‘Ayyasy ia menerima hadits ini
dari ayahnya.
-
Berkata Abu Hatim : ia tidak mendengar hadits sedikit pun dari
ayahnya. Lihat al-Mughni Fii Dhu’afa : II : 162.
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ الْهَمْدَانِيُّ ، بِبَغْدَادَ عَمُوسَ ،
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَفْصٍ الأَنْصَارِيُّ الْحِمْصِيُّ ، حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ الأَزْدِيُّ
الْحِمْصِيُّ ، حَدَّثَنَا رَبَاحُ بْنُ زَيْدٍ الصَّنْعَانِيُّ ، عَنْ مَعْمَرٍ ،
عَنِ الزُّهْرِيِّ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ دَاوَمَ
عَلَى قِرَاءَةِ يس كُلَّ لَيْلَةٍ ، ثُمَّ مَاتَ ،
مَاتَ شَهِيدٌ
لَمْ يَرْوِهِ عَنِ الزُّهْرِيِّ ،
إِلاَّ مَعْمَرٌ ، وَلاَ عَنْهُ إِلاَّ رَبَاحٌ ، تَفَرَّدَ بِهِ سَعِيدٌ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Musa al-Qaththan al-Hamdani di Bagdad
Amus, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hafsh al-Anshari al-Himshy,
telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Zaid al-Azdi al-Himshy, telah
menceritakan kepada kami Rabah bin Zaid ash-Shaghani, dari Ma’mar dari Zuhri
dari Anas bin Malik ia berkata : telah bersabda Rasulullah saw : barangsiapa
yang mendawamkan atas bacaan Yasin setiap malam, kemudia ia mati, maka matinya
ia itu syahid. Hr. Thabrani, Mu’jam Shagir : 1010.
@
Derajat hadits : Dha’if
Menurut al-Haitsami pada sanadnya ada rawi bernama Sa’id bin Musa
al-Azdi, sedangkan Sa’id bin Musa al-Azdi seorang rawi pendusta. Lihat Majma’u az-Zawaid : VII :218
حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الْمَرَّارُ بْنُ
حَمُّويَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ
الْوَلِيدِ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ أَبِي
أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ
لَيْلَتَيْ الْعِيدَيْنِ مُحْتَسِبًا لِلَّهِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ
الْقُلُوبُ
Telah menceritakan kepada kami
[Abu Ahmad Al Marrar bin Hammuyah] berkata, telah menceritakan kepada kami
[Muhammad bin Al Mushaffa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah
bin Al Walid] dari [Tsaur bin Yazid] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Abu Umamah]
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa
menghidupkan (dengan ibadah) pada malam dua hari raya karena mengharap pahala
Allah, maka hatinya tidak akan mati di hari semua hati mati. " Hr. Ibnu
Majah : 1772
@
Derajat Hadis
: Dhaíf
Pada sanadnya terdapat rawi yang
bernama Baqiyyah bin al-Walid, berkata Ibnu Khuzaimah : aku tidak berhujjah
dengan Baqiyah. Dan berkata Ahmad bin Hambal : baginya ada kemunkaran-kemunkaran
mengatasnamakan rawi tsiqat. Dan telah berkata lebih dari seorang (ulama) : ia
suka mentadlis dari rawi-rawi matruk. Lihat : al-Mughni fi adh-Dhuáfa : I
: 172.
Berkata al-Hafiz Ibnu Hajar : ia
shaduq tapi banyak tadlis dari rawi-rawi dhaíf. Lihat : Taqrib at-Tahdzib
; 102.
Berkata Nasai : bila ia
mengatakan (dalam periwayatannya) dengan ungkapan : Qaala, Haddatsanaa, Anbaána
maka berarti ia (syeikhnya) itu tsiqat, tapi apabila Baqiyah meriwayatkan
dengan ungkapan ‘an Fulan dan fulan, maka syeikhnya itu bukan yang tsiqat. Lihat
: al-Mughni fi adh-Dhuáfa : I : 173.
Nah kalau
kita lihat ke sanadnya di sana Baqiyah meriwayatkan dari tsaur bin Yazid dengan
ungkapan án. Itu berarti baqiyah dalam periwayatn matan hadis ini sedang bertadlis, yang menyebabkan riwayatnya tidak kuat
alias dhaíf.
Wallahu A’lam
Komentar
Posting Komentar