MALAIKAT MAUT DITAMPAR NABI MUSA ALAIHISSALAM HINGGA PICAK MATANYA SEBELAH

 


Oleh : Abu Fatwa Albani Syam
(SAMSUDIN)

 

Terdapat peristiwa yang mengejutkan dimana seorang Nabiyullah yaitu Musa alaihissalam menampar atau menempeleng malaikat maut hingga tercungkil bola matanya. Timbul tandatanya besar apakah betul peristiwa itu telah terjadi ?. Pembaca yang budiman, banyak kami temui riwayat-riwayat hadis yang menerangkan peristiwa tersebut dan kebanyakan hadis-hadisnya shahih alias kuat serta bisa dipertanggunjawabkan. dua diantaranya riwayat Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya, sebagai berikut ;

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أُرْسِلَ مَلَكُ الْمَوْتِ إِلَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام فَلَمَّا جَاءَهُ صَكَّهُ فَفَقَأَ عَيْنَهُ فَرَجَعَ إِلَى رَبِّهِ فَقَالَ أَرْسَلْتَنِي إِلَى عَبْدٍ لَا يُرِيدُ الْمَوْتَ قَالَ فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيْهِ عَيْنَهُ وَقَالَ ارْجِعْ إِلَيْهِ فَقُلْ لَهُ يَضَعُ يَدَهُ عَلَى مَتْنِ ثَوْرٍ فَلَهُ بِمَا غَطَّتْ يَدُهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ سَنَةٌ قَالَ أَيْ رَبِّ ثُمَّ مَهْ قَالَ ثُمَّ الْمَوْتُ قَالَ فَالْآنَ فَسَأَلَ اللَّهَ أَنْ يُدْنِيَهُ مِنْ الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ رَمْيَةً بِحَجَرٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَوْ كُنْتُ ثَمَّ لَأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَانِبِ الطَّرِيقِ تَحْتَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ

Dari [Abu Hurairah], dia berkata; "Malaikat maut diutus (oleh Allah Allah Azza Wa Jalla) kepada Musa, maka ketika ia tiba dihadapannya, Musa langsung memukulnya hingga dia tercongkel matanya, lalu ia kembali kepada Tuhannya Allah Azza Wa Jalla seraya berkata; 'Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba yang tidak menginginkan (disegerakan) kematiannya.'" Abu Hurairah berkata; "Maka Allah Azza Wa Jalla mengembalikan matanya dan berfirman: 'Kembalilah dan katakan padanya agar ia meletakkan tangannya di atas punggung sapi, maka pada setiap bulu yang ia sentuh dengan tangannya akan ditangguhkan satu tahun dari umurnya, ' maka Musa berkata; 'Wahai Tuhanku kemudian apa lagi setelah itu? ' Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Kemudian akan datang kematian.' Musa berkata; 'Kalau begitu sekarang saja.' Lalu iapun memohon kepada Allah agar (kuburnya) didekatkan dengan bumi Qudus dengan jarak sejauh lemparan batu." Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Jika saya ada di sana niscaya akan saya beritahukan kepada kalian letak kuburannya, yaitu pada sisi jalan di bawah pasir yang merah."." Hr. Muslim ; 4374, 4375. Bukhari : 1253, 3155. Nasai : 2089. Ahmad : 7646, 10904. Al-Hakim, al-Mustadrak : 4107. Baihaqi, Kitab al-Asma wa ash-Shifat ; 1032. Al-Bazzar, al-Musnad ;  9593. Ibnu Abi 'Ashim, As-Sunnah : 599. Ibnu Hibban : 6223, 6224.

 

Pada riwayat Muslim ; 4375. Ahmad ; 10904. Al-Hakim, Al-Bazzar, serta Ibnu Abi 'Ashim menggunakan lafazh "  فَلَطَمَ / فَلَطَمَهُ.

 

Syarh mufradat :

 

v  فَلَطَمَ   : Dharaba bilkaffi mabsuthatan au bibaathini kaffihi. Artinya ; memukul dengan telapak tangan secara membentang atau dengan punggung telapak tangan.[1] (menampar atau menempeleng).

 

v  صَكَّهُ : Lathamahu Ta'ajjuban. artinya ; menamparnya sebab kaget/heran.[2]

 

v  فَقَأَ  : Syaqqaha fakharaja maa fiihaa. Artinya membelahnya hingga keluar apa-apa yang ada di dalamnya.[3]

 

Dari ke tiga lafazh tersebut dapatlah dipahami bahwa nabi Musa alaihissalam saking kagetnya sehingga ia menampar malaikat tersebut dengan sangat keras hingga keluar bola matanya sebelah (picak). Hal ini senada dengan apa yang ditukil oleh Ibnu Qutaibah riwayat dari Hammad sebagaimana berikut ;

 

عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ عَمَّارِ بْنِ أَبِي عَمَّارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ لَطَمَ عَيْنَ مَلَكِ الْمَوْتِ، فَأَعْوَرَهُ"

Dari Hammad bin Salamah dai Ammar bin Abi Ammar, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam : bahwa Musa alaihis salam pernah menampar Malakal maut hingga picaklah dia (malakal maut itu).[4]

 

Akan tetapi Allah Ta'ala mengembalikannya lagi mata malaikat maut tersebut sebagaimana dalam riwayat pertama tadi.


Lalu apakah malaikat maut yang ditampar itu dalam wujud hakiki atau dalam wujud yang lain ?. kalau kita perhatikan wujud hakiki para malaikat dan manusia tidaklah sebanding maka dengan demikian dirasa sangatlah tidak mungkin nabi Musa dapat menampar malaikat maut dalam wujud hakikinya. Mari kita lihat melalui riwayat-riwayat yang menerangkan bagaimana wujud hakiki para malaikat.

 

Diantara malaikat ada yang mempunyai sayap dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat.[5] Bahkan ada yang lebih dari itu. Sebagaimana termaktub dalam QS. Fathir : 1.

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 

 

Bahkan ada yang mempunyai 600 sayap, sebagaimana riwayat Muslim : 254.

 

 عَنْ زِرٍّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ { مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى } قَالَ رَأَى جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام لَهُ سِتُّ مِائَةِ جَنَاحٍ

Dari [Zirr] dari [Abdullah] dia berkata tentang firman-Nya: '(Hatinya tidak mendustakan sesuatu yang telah dia lihat) ' (Qs. An Najm: 11). Ibnu Mas'ud berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat Jibril mempunyai enam ratus sayap."

 

Dan tingginya malaikat itu sangat menjulang sebagaimana dalam riwayat Ibnu Abbas yang ditukil oleh imam al-Baghawi dalam tafsirnya Ma'alim at-Tanzil, sebagai berikut ;

 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِجِبْرِيلَ: "إِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَرَاكَ فِي صُورَتِكَ الَّتِي تَكُونُ فِيهَا فِي السَّمَاءِ" قَالَ لَنْ تَقْوَى عَلَى ذَلِكَ، قَالَ: بَلَى، ...... فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْوَقْتِ فَإِذَا هُوَ بِجِبْرِيلَ قَدْ أَقْبَلَ مِنْ جِبَالِ عَرَفَاتٍ بِخَشْخَشَةٍ وَكَلْكَلَةٍ، قَدْ مَلَأَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، وَرَأْسُهُ فِي السَّمَاءِ وَرِجْلَاهُ فِي الْأَرْضِ، فَلَمَّا رَآهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ وَخَرَّ مَغْشِيًّا عَلَيْهِ. قَالَ: فَتَحَوَّلَ جِبْرِيلُ فِي صُورَتِهِ فَضَمَّهُ إِلَى صَدْرِهِ، وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ لَا تَخَفْ فَكَيْفَ لَكَ لَوْ رَأَيْتَ إِسْرَافِيلَ وَرَأْسُهُ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ وَرِجْلَاهُ فِي تُخُومِ الْأَرْضِ السَّابِعَةِ،,,,

Dari Ibnu Abbas ia berkata : telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Jibril : sungguh aku ingin melihatmu dalam bentukmu yang ada di langit. Jibril menjawab : kamu tak kan kuat untuk itu. Rasul berkata lagi : tentu. ….. maka Nabi keluar dari rumahnya pada waktu itu, tiba-tiba Jibril telah menghadap dari arah gunung Arafah dengan (terdengar seperti) suara gesekan, telah memenuhi antara timur dan barat, dan kepalanya di langit dan kedua kakinya di bumi. Maka tatkala Nabi shallallahu alaihi wasallam melihatnya ia bertakbir dan tersungkur pingsan. Ia berkata : lalu Jibril berubah bentuknya dan memegang dadanya rasulullah seraya berkata : hai Muhammad janganlah takut, bagaimana jika seandainya kamu melihat Israfil sedang ia kepalanya dari bawah arasy dan kedua kakinya di perbatasan bumi lapis ke tujuh, …[6]

 

Pembaca yang budiman, dari keterangan ini saja kita dapat menggambarkan bahwa tidaklah mungkin nabi Musa dapat menampar malaikat maut dalam kondisi wujud malaikat yang hakiki. Karena demikian, para ulama diantaranya Ibnu Qutaibah[7] mencoba mentakwil makna tersebut kepada makna yang bukan sebenarnya. Bahwa yang dimaksud malaikat yang ditampar oleh Nabi Musa pada waktu itu adalah malaikat dalam wujud manusia yang nabi musa sendiri tidak mengetahui bahwa itu adalah malaikat sebagaimana akan diurai argumentasinya. Karena telah sering terjadi malaikat yang diutus oleh Allah ta'ala kedunia dalam wujud manusia. Diantaranya Jibril mendatangi Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menanyakan tentang islam, iman dan ihsan dengan wujud manusia. Lalu dua malaikat yang diutus untuk meluluh lantahkan negri kaum luth dengan wujud manusia, dan masih banyak lagi yang lainnya sebagaimana yang telah diungkap oleh Abu Bakar bin Khuzaimah yang ditukil oleh Imam Nawawi dalah syarh shahih Muslim.[8]

 

Dan penyebab Nabi Musa menamparnya yaitu karena malaikat maut yang menyerupai sosok manusia masuk ke rumah nabi Musa tanpa permisi untuk mengambil nyawanya seraya mengatakan : penuhilah tuhanmu ! hingga membuat Nabi Musa terkaget dan secara spontan menamparnya dengan keras. Sebagaimana yang  diuraikan oleh Ibnu Katsir dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayahnya melalui riwayat Abdurrazaq sebagai berikut :

 

ثُمَّ أَوْرَدَ الْحَدِيثَ مِنْ طَرِيقِ عَبْدِ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ مَلَكُ الْمَوْتِ إِلَى مُوسَى لِيَقْبِضَ رُوحَهُ قَالَ لَهُ أَجِبْ رَبَّكَ فَلَطَمَ مُوسَى عَيْنَ مَلَكِ الْمَوْتِ فَفَقَأَ عَيْنَهُ وَذَكَرَ تَمَامَ الْحَدِيثِ كَمَا أَشَارَ إِلَيْهِ الْبُخَارِيُّ

Lalu terdapat hadis dari jalur Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Hammam dari Abu Hurairah ia berkata : telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : datanglah malakul maut kepada Musa untuk mengambil ruhnya dan berkata kepada Musa : penuhilah tuhamnu !, maka  ditamparlah oleh Musa mata malakul maut itu hingga picak. Lalu ia (perawi) menyebutkan secara sempurna hadis tersebut sebagaimana yang telah diisyaratkan al-Bukhari.[9]

 

Dari sekian pemaparan kiranya dapat disimpulkan bahwa :

 

1.   Benar telah terjadi peristiwa penamparan Nabi Musa alaihissalam terhadap Malakal Maut

 

2.   Malakal maut mendatangi Nabi Musa alaihissalam dalam bentuk sosok manusia


3.  Nabi Musa alaihissalam awalnya tidak mengetahui bahwa sosok manusia itu adalah malaikat

 

4.  Nabi Musa alaihissalam menampar sosok manusia itu hingga picak karena terkaget.

 

5.  Nabi Musa alaihissalam mengetahui bahwa itu malaikat setelah malaikat maut tersebut datang yang keduakalinya kepada Nabi Musa atas utusan Allah ta'ala

 

6.   Allah mengembalikan lagi mata malaikat maut dengan kuasanya.

 

Wallahu a'lam  

 



[1] Majma' al-Lughah al-'Arabiyyah al-Mu'jam al-Wasith : II : 860.
[2] Ibid, jilid : I : 538.
[3] Ibid,
[4] Takwil Mukhtalif al-Hadits ; 252
[5] Tafsir al-Jami' Liahkam al-Qur'an, ; VII : 600.
[6] Tafsir al-Baghawi Ma'alim at-Tanzil : IV : 422.
[7] Takwil Mukhtalif al-Hadits : 252, 253.
[8] Syarh Shahih Muslim an-Nawawi : XV : 94.
[9] Al-Bidayah wa an-Nihayah : I : 365.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritikan untuk Jumhur dari Sejumlah Ulama hadis dan Fiqih tentang Makmum Masbuq dapat Rukuk dapat Satu Raka’at

DALIL-DALIL SEPUTAR DA'WAH

STATUS HADIS TENTANG ARWAH YANG MENINGGAL BISA MELIHAT KEADAAN KERABATNYA YANG MASIH HIDUP DAN DAPAT MENDO'AKANNYA