Hadits-hadits Palsu Mengenai Amalan Khusus di Bulan Rajab

 



Oleh : Abu Fatwa Albani Syam
(SAMSUDIN)

 

Sangatlah dibenarkan jika seseorang beramal dengan mengharapkan  pahala di akhirat  sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah al-Israa : 19.

 

وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا  سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا

Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.

 

Namun Allah Swt. tidaklah akan  memberikan pahala kepada hamba cukup dengan pengharapan dan usahanya semata, akan tetapi Allah akan memberi pahala atas amal hambanya itu  yang sesuai dengan perintah dan aturan-Nya melalui rasul sebagai utusan kepada semua umat. Sebuah ibadah akan membuahkan pahala jika ibadah itu murni atau asli dari perintah dan contoh Rasulullah saw.  karena perintah dan contoh Rasul itu hakikatnya dari Allah swt. oleh sebab itulah umat Islam sudah seyogyanya teliti dan berhati-hati atas apa yang akan diamalkannya itu apakah betul sudah sesuai dengan bimbingan Rasulullah saw.,?  atau sebaliknya jauh panggang daripada api. 

Para ulama salaf dan khalaf telah ikut andil dan berjasa besar memfilter hadits-hadits yang sahih dari yang dho’if, atau yang dho’if dari yang sahih demi keselamatan ibadah umat Islam generasi mendatang berdasarkan apa yang mereka alami dan hadapi terhadap musuh-musuh islam yang menyelimut, berbaur dengan kaum muslimin sehingga diantara mereka para musuh islam ada yang mengatas namakan ulama padahal munafikin, sehingga dapat membuat hadits-hadits palsu disandarkan kepada Nabi saw. sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang kafir Zindiq. Jika kita terjebak beramal dengan hadits dho’if atau palsu, maka bukanlah pahala yang akan diterima melainkan siksaan dari Alloh swt. karena mengamalkan hadits dho’if atau palsu  hakikatnya bukan perintah Rosululloh sebagaimana firman Alloh dalam surah an-Nur : 63.

 

  ۚ  فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖۤ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَ لِيْمٌ

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

 

Juga sebagaimana sabda Rasulullah saw. : “ Barang siapa yang sengaja berdusta mengatasnamakan aku, niscaya bersiap sedialah untuk menduduki api neraka.”  (Hr. Bukhari : 1291. Muslim ; 4.)

 

Adapun diantara hadits-hadits dho’if tentang keutamaan amalan khusus di bulan Rajab diantaranya :

1) Dari Ali bin al-Husein ia berkata : aku mendengar ayahku berkata : Rosululloh saw. bersabda :


“ Barang siapa yang menghidupkan satu malam dari bulan Rajab, dan berpuasa padanya satu hari, maka Alloh akan memberi makan kepadanya dari buah-buahan Surga. “ .

 

> Penjelasan : 

 

Berkata Ibnu Jauzi : Hadits ini Palsu yang disandarkan kepada Nabi   oleh Hushain bin Mukhawaf.Berkata ad-Daaraquthni : Ia (Hushain) gemar memalsukan Hadits.   Bahkan imam al-Mu’taman bin Ahmad as-Saji mengatakan : Tidaklah ada yang sah sedikitpun  mengenai keutamaan Rajab dan mengenai puasa khusus di bulan itu dari Nabi saw. (al-Maudhu’at : II : 206.)

 

2) Dari Abu Hurairah ra. berkata :


"Bahwa Rasulullah saw tidak menyempurnakan puasa satu bulan setelah Ramadhan kecuali Rajab dan Sya’ban. (Hr. Thabrani begitu yang ditukil oleh al-Haitsami dalam kitab Majma’ az-Zawaid : III : 434.)

 

> Penjelasan ;

 

Hadits ini Palsu. Pada sanadnya terdapat rawi bernama Yusuf bin Athiyyah ash-Shafar.


Berkata Ibnu Hibban : ia (yusuf) gemar memutarbalikan khabar, ia suka membuat matan-matan hadits palsu dengan sanad yang sohih, oleh karena itu  tidak boleh dijadikan hujjah denganya. Berkata Nasai : ia (yusuf) hadits-haditsnya ditinggalkan. Berkata al-Bukhari : ia (Yusuf) itu haditsnya mungkar (diingkari) oleh para ulama. (Tahdzibu at-Tahdzib : IX : 439.)

 

3) Dari Abu Dzar ia berkata :


Rasulullah saw. bersabda ; “ Barang siapa yang puasa 1 hari di bulan rajab pahalanya seimbang dengan dengan dengan puasa satu bulan, darang barang siapa yang puasa 7 hari dari itu niscaya akan ditutupkan pintu-pintu neraka Jahim yang tujuh, dan barang siapa  puasa 8 hari niscaya akan dibukakan pintu-pintu Surga yang delapan, dan barang siapa yang puasa 10 hari niscaya Alloh akan menggantikan kejahatannya (dosa) itu dengan kebaikan (pahala), dan barang siapa yang puasa 18 hari niscaya kelak akan diseru dari langit bahwa sungguh telah diampuni seluruh kesalahan yang telah lewat, maka untuk itu mulailah sekarang dengan amalan baru”.

 

> Penjelasan :

 

Hadits ini tidak Sah. Karena pada sanadnya ada rawi yang bernama al-Furat bin as-Saib.

 
Berkata Yahya bin Ma’in : ia bukanlah orang yang kuat. Dan berkata al-Bukhari dan ad-Daaraquthni : ia (al-Furat) itu Matruk/ ditinggalkan oleh para ahli hadits. (al-Maudhu’at : II : 207.)

 

4) Dari Anas bin Malik ia berkata ;


Rasulullah saw. bersabda : “ barang siapa yang sholat Maghrib pada awal malam Rajab kemudian ia sholat setelahnya 20 raka’at, ia baca pada setiap raka’atnya al-Fatihah dan Qulhuwallohu  ahad 1x, kemudian salam 10x, apakah kalian tahu apa ganjarannya ? yaitu sungguh Ruhul Amin Jibril telah mengajariku tentang hal itu. Kami (Anas) menjawab : hanya Alloh dan Rosulnyalah yang tahu. Ia (Rasul) bersabda :  (ganjarannya) sungguh Alloh akan menjaga dirinya, hartanya, istrinya, anaknya, dan akan diselamatkan dari siksa kuburnya, dan akan dilintaskan ia ke atas shirath bagaikan Buraq tanpa hisaban dan azab.

 

> Penjelasan :

 

Berkata Ibnu jauzi : hadits ini Palsu, dan mayoritas rawi-rawinya tidak   dikenal. (al-Maudhu’at : II : 123.)

 

5) Dari Ibnu Abbas : ia berkata :


Rasulullah saw. bersabda ; “ barang siapa yang puasa 1hari dari Rajab dan sholat padanya 4 raka’at, lalu ia bacakan pada setiap awal raka’atnya 100x ayat kursi, dan pada raka’at yang keduanya 100x Qul Huwallohu ahad, maka niscaya ia tidak mati sehingga melihat dulu tempat duduknya di Surga atau diperlihatkan kepadanya “.

 

> Penjelasan : 

 

Berkata Ibnu Jauzi : Hadits ini Palsu yang disandarkan kepada Nabi saw. dan  kebanyakan rawi-rawinya tidak dikenali, dan Utsman ia Matruk (ditinggalkan) oleh para ulama hadits. (Al-Maudhu’at : II : 123-124.)

 

6) “Sesungguhnya di surga itu terdapat sungai yang disebut bagi sungai itu Rajab, airnya sangat putih sekali lebih putih dari air susu dan lebih manis dari madu, maka barang siapa yang puasa 1 hari dari bulan Rajab niscaya Alloh akan memberinya minum dari sungai itu”.

 

> Penjelasan :

 

Berkata adz-Dzahabi : Hadits ini Batil. (Ashnal Mathaalib : 129. As-Sunan  wal Mubtada’at : 99.)

 

7) Dari Anas bin Malik :


Rasulullah saw. bersabda : “ Barang siapa yang shalat pada malam pertengahan bulan Rajab 14 raka’at,  dibacakan pada setiap raka’atnya surah al-fatihah 1x, kemudian Qul huwallohu ahad 20x, dan Qul a’udzu birabbil falaq 3x, dan Qul a’udzu birabbinnas 3x, maka setelah selesai dari sholatnya bersolawat atasku 10x,  kemudian bertasbih, tahmid, takbir, dan bertahlil 30x, niscaya Alloh akan utus kepadanya 1000 malaikat yang mencatatkan baginya kebaikan-kebaikan, dan menghapuskan darinya dosa-dosa yang menimpanya hingga malam itu”. 

 

> Penjelasan :

Berkata Ibnu Jauzi : Hadits ini palsu. Karena seluruh rawi-rawinya tidak dikenali. (al-Maudhu’at ; II : 126.)

 

Kesimpulan :

 

> Berkata al-Hafiz Ibnu Hajar dalam kitabnya (Tabyinul ‘Ajab bima warada fii fadhli Rajab ) : Tidak ada hadits yang layak dijadikan hujjah mengenai keutamaan tentang bulan Rajab begitu pula tentang saumnya, tidak ada sedikitpun saum khusus, begitu pula shalat khusus diwaktu malamnya. (As-Sunan wal Mubtada’at : 98.)

 

> Di bulan Rajab berlaku amalan-amalan pada umumnya seperti infaq, zakat, sodaqah, shalat dan saum-saum lainnya yang tidak dikait-kaitkan dengan bulan Rajab.

 

> Setiap waktu diciptakan Allah Swt semuanya baik tidak ada yang buruk tergantung kecerdikan manusianya itu sendiri dalam memperhatikan waktu.

 

Wallahu A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritikan untuk Jumhur dari Sejumlah Ulama hadis dan Fiqih tentang Makmum Masbuq dapat Rukuk dapat Satu Raka’at

DALIL-DALIL SEPUTAR DA'WAH

STATUS HADIS TENTANG ARWAH YANG MENINGGAL BISA MELIHAT KEADAAN KERABATNYA YANG MASIH HIDUP DAN DAPAT MENDO'AKANNYA